Kunai - 2

Senin, 16 Januari 2012

Budaya Negeri Bunga Sakura

     Jepang sering juga anak" muda jaman sekarang memanggil dengan sebutan yang biasa akrab di panggil dengan nama sebutan negeri bunga sakura. Kali ini saya akan membahas tantang budaya, kesenian, kerajinan apa saja yang terdapat pada negeri bunga sakura itu, atau yang biasa panggil jepang.

     Siapa sikh yang tidak tahu tentang kebudayaan jepang,........??? yah lumayan lah orang yang tau apa saja tentang kebudayaan sana. Di negeri sakura ini banyak budaya" dan kesenian yang terdapat. Seperti yang ada di bawah ini contohnya :
  1.  Baju tradisional.
  2.  Upacara".
  3.  Olah raga.
  4.  Seni, dll
Pakaian / Baju Tradisional


     Pertama kita Bahas terlebih dahulu tentang pakaian tradisional negeri bunga sakura ini. Apa sikh pakaian tradisional negeri bunga sakura itu,.......??? ya benar sekali kalo anda yang membaca ini adalah baju KIMONO atau tulisan jepang'a ya seperti ini (着物). Kimono merupakan pakaian tradisional masyarakat Jepang. Pada masa lalu pakaian ini merupakan satu satunya yang dikenal dan digunakan dalam kehidupan sehari hari. Namun dalam perkembangan selanjutnya Kimono berkembang menjadi exsklusif dan hanya digunakan terbatas pada orang tertentu atau event khusus saja. 

      Ada juga pakain tradisional jepang yang beranama YUKATA, atau  tulisan jepang'a yaitu ya seperti ini (浴衣) bisa di bilang kimono musim panas. Yukata adalah pakaian santai berbahan katun tipis tanpa lapis dan cendrung hanya digunakan pada musim panas saja. Yukata berharga relatif murah yaitu rata" sekitar 500.000 rupiah satu set, lengkap dengan Obi atau selendang'a. Harga yang tergolong standard untuk ukuran harga pakaian di negara tersebut.

     Pakain tradisional ini bukan hanya sulit cara pakai'a, tapi juga lumayan cukup mahal, kira" per potong harga'a bisa mencapai belasan juta rupiah. Coba saja bayangkan yang sederhana saja bisa sampai menyentuh harga belasan juta apa lagi yang di design khusus mungkin bisa mencapai ratusan juta rupiah.

      Tentu saja, bukan karena alasan harga yang menyebabkan banyak orang yang tidak memilikinya, namun kesempatan untuk menggunakan pakaian ini sangat terbatas. Umumnya kebanyakan orang hanya menggunakannya pada waktu muda yaitu pada saat Upacara Usia Dewasa (Sejinshiki) yaitu saat menginjak usia 20 tahun.

      Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa kimono hanya bisa di pakai oleh wanita saja, ternyata itu salah. ternyata kaum laki" juga bisa juga mengenakan baju tersebut. Tentu saja dengan bentuk yang berbeda, tapi cara mengenakan'a sama dan nama'a juga sama. kimono pria umumnya lebih sederhana baik dalam design, motif dan juga warnanya yang biasa'a didominasi oleh berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam.


      Upacara Tradisional 

      Upacara tradisional di Jepang kebanyakan berasal dari China. Hingga saat ini beberapa keluarga di Jepang masih menyelenggarakan upacara-upacara tradisional, meski pun beberapa diantaranya sudah mulai lenyap. 
Seperti : 
  • Oshogatsu
Pada akhir bulan Desember orang jepang akan sibuk mempersiapkan perayaan tahun baru. mereka juga membuat kue mochi. Pada tanggal 31 Desember di malam hari menjelang pukul 12 malam, mereka banyak yang menuju kuil ataupun menunggu di rumah. Merka menunggu lonceng berdebtang yang menandakan berganti'a tahun. Bunyi lonceng tersebut dinamakan JOYA NO KANE. Menjelang tahun baru mereka membersihkan rumah dan menghiasi'a dengan sejenis tali yang dianggap suci, tali tersebut dalam bahasa Jepang disebut Shimenawa. Selain itu di kiri dan kanan pintu masuk dihiasi pohon cemara yang dalam bahasa jepang di sebut Kado Matsu. Pada tanggal 1 Januari mereka memakan ku Mochi yang terbuat dari ketan semacam ulen, dengan sup ozoni, yaitu sup yang terbuat dari sayur dan akar juga batang tumbuh"an. Sup ini hanya dihidangkan pada acara tertentu.
  • Setsubun
Pada bula Februari orang Jepang mengadakan upacra Setsubun. Upacara ini sebagia tanda bahwa musim dingin yang panjang telah berakhir. Pada malam hari di waktu Setsubun, mereka mengadakan upacara mengusir setan dengan cara menabur-naburkan kacang. 
  • Hinamatsuri
Hinamatsuri adalah upacara tradisional untuk anak perempuan yang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret setiap tahun.  Keluarga Jepang yang mempunyai anak perempuan akan menghias rumahnya dengan Boneka" Hina yang sudah merupakan 1 set pada tanggal tersebut.
  • Koinobori
Koinobori adalah pesta anak laki-laki. Upacara ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei. Seperti halnya pesta Hina, pada pesta Koinobori pun keluarga Jepang yang memiliki anak laki-laki memajang boneka yang gagah perkasa atau pahlawan di dalam rumah.
  • Tanabata
Tanabata adalah festival bintang. Hal ini merupakan cerita atau kisah romantik dari China. Festival ini terdapat pada tanggal 7 Juli. Menurut kepercayaan mereka pada malam tanggal 7 Juli, satu kali dalam 1 tahun, Ushika (bintang sapi) menyebrangi ama no gawa (rasi bima sakti) untuk bertemu dengan Orihime (bintang putri tenun).
  • Bon Matsuri
Upacara ini di tujukan untuk arwah roh para leluhur atau nenek moyang. Di daerah Kanto upacara ini dilaksanakan pada bulan Juli dan di daerah Kansai pada bulan Agustus. Menurut kepercayaan mereka, pada bulan ini roh leluhur atau nenek moyang turun kembali ke bumi. mereka merayakan upacara penyambutan roh nenek moyang mereka kembali ke rumah.
  • Shichi Go San
Yang dimaksud sich-go-san disini adalah usia anak. Di Jepang setiap tanggal 15 November merupakan hari upacara anak". Para orang tua yang mempunyai anak yang berusia 7 tahun, 5 tahun dan 3 tahun pada hari ini pergi membawa anak" tersebut ke kuil" untuk bersembahyang.
  • Minum teh 
Minum teh (茶道) yang dimaksud dalam upacara ini bukanlah minum dalam pengertian seperti yang mungkin kita kenal. Merasakan ketika bibir mulai bersentuhan dengan air teh yang ada di gelas, merasakan dan mengirup aromanya serta ketika kita meminum'a terasa suatu kekuatan kehidupan mulai mengalir memasuki diri. Sangat tidak sederhana seperti yang kita bayangkan selama ini.

Olah Raga
  • Kendō dan Judō
Kalau kita perhatikan lebih jauh ternyata orang Jepang sangat suka memakai kata ini terutama untuk istilah yang berhubungan dengan olah pikiran. Upacara minum teh atau Chadō juga memakai huruf kanji yang sama pada akhiran katanya. Huruf kanji Dōjuga kadang di baca Tō seperti kata Shintō yang artinya sama saja yaitu jalan. Kendō adalah olah raga bermain pedang bambu sedangkan Judō pasti sudah Anda tahu artinya nama dari olahraga bela diri dari Jepang. Kata yang terdapat pada akhiran kedua kata diatas mempunyai arti yang sama yaitu jalan dan kalau ditulis dengan huruf kanji mempunyai lambang jalan.
  • Hanetsuki 
Hanetsuki adalah permainan tradisional Jepang sejak abad ke-17, mirip dengan olahraga badminton tanpa disertai dengan net. Dimainkan menggunakan papan kayu pipih yang disebut dengan Hagoita dan bola kok yang berwarna warni. Hanetsuki biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan saat Tahun Baru.
  • Sumo 
Sumo  merupakan olah raga beladiri gulat tradisional Jepang, dimana pegulat (rikishi) untuk menang harus menjatuhkan lawannya atau mendorong ke luar area pertandingan (dohyo). Sumo hingga saat ini dipertandingkan secara profesional di Jepang tiap 2 bulan sekali atau tiap thn 6 kali. Meskipun tradisional, olah raga sumo termasuk olah raga yang sangat populer dan paling banyak digemari di Jepang selain Baseball dan Sepak Bola.

Seni Jepang
      Kesenian Jepang merupakan salah satu kesenian yang tidak hanya di kenal oleh masyarakat jepang, namun juga oleh masyarakat dunia. Hingga saat ini rakyat jepang masih mengenal beragam kesenian jepang. Meski tergolong negara maju. Namun sebagian besar masyarakat jepang tak begitu saja meninggalkan kesenian'a. beberapa yang saya tahu tentang kesenian jepang sebagai berikut :
  • Seni Tatto


Horimono secara hafaiah artinya memahat atau mengukir. Kata tersebut bisa digunakan untuk kegiatan memahat ukiran pada mata pedang atau membuat rajah tubuh. Kegiatan merajah tubuh telah dikenal sejak lama oleh masyarakat jepang kuno, yaitu sejak sekitar jaman jomon atau 10.000 tahun SM. awalnya tanda rajah digunakan untuk tujuan spriritual atau dekoratif. Selanjutnya, pada jaman yayoi atau 300 tahun SM sampe 300 tahun M rajah digunakan sebagai penanda status sosial.

Dan banyak lagi berbagai macam kesenian yang terdapat pada negeri sakura tersebut, yang tidak bisa di bahas pada hari ini. Mungkin saya akan bahas lagi nanti di kemudian hari. mohon bantuan'a untuk mengomentari bagus atau tidak'a tulisan saya.